You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Plosobuden
Desa Plosobuden

Kec. Deket, Kab. Lamongan, Provinsi Jawa Timur

Buanglah sampah pada tempatnya, pisahlah sampai dari rumah sehingga memudahkan pengolahan lanjutan

Makna Hari Pohon Sedunia: Kepedulian Terhadap Keberlanjutan Kehidupan

Desa Plosobuden 22 November 2024 Dibaca 44 Kali
Makna Hari Pohon Sedunia: Kepedulian Terhadap Keberlanjutan Kehidupan

Hari Pohon Sedunia yang diperingati setiap 21 November merupakan momentum penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global terhadap peran vital pohon dalam menjaga keseimbangan ekosistem bumi. Pohon tidak hanya menjadi simbol kehidupan tetapi juga memainkan peran fundamental dalam siklus karbon, pengaturan iklim, penyediaan habitat bagi keanekaragaman hayati, dan penghidupan manusia (Ikhsan et al., 2024). Dengan tema yang berbeda setiap tahunnya, Hari Pohon Sedunia mengajak kita untuk merefleksikan hubungan manusia dengan alam serta bertindak nyata dalam melestarikan dan memulihkan hutan, taman kota, dan kawasan hijau lainnya.
Secara ekologis, pohon adalah komponen utama dalam ekosistem darat yang berfungsi sebagai penyerap karbon dioksida (CO₂) dari atmosfer melalui proses fotosintesis (Handayani et al., 2020). Proses ini menghasilkan oksigen yang esensial bagi kehidupan makhluk hidup, sekaligus membantu mengurangi dampak perubahan iklim. Penyerapan karbon oleh pohon membantu mengurangi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, menjadikan pohon sebagai solusi alami untuk mitigasi perubahan iklim (Koryati et al., 2021). Selain itu, pohon berkontribusi dalam siklus air dengan menyerap air tanah dan melepaskannya kembali ke atmosfer melalui transpirasi, yang memengaruhi pola curah hujan (Sutrisno et al., 2023).
Di sisi sosial, keberadaan pohon memberikan banyak manfaat bagi manusia, terutama di kawasan perkotaan. Pohon dapat menurunkan suhu udara melalui proses evapotranspirasi, menciptakan lingkungan yang lebih sejuk, serta membantu meningkatkan kualitas udara dengan menyerap polutan seperti nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan partikel debu. Keberadaan pohon di ruang publik juga memiliki dampak psikologis yang positif, seperti mengurangi stres (Mashar, 2021) dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Sariputra & Jayanti, 2024). Taman kota yang rindang oleh pohon sering menjadi tempat rekreasi, interaksi sosial, dan aktivitas olahraga yang memperkuat hubungan sosial dalam komunitas.
Namun, meskipun manfaat pohon begitu besar, deforestasi dan kerusakan lingkungan masih menjadi tantangan global yang mengancam keberlanjutan ekosistem. Media Kompas.com memberitakan bahwa dunia kehilangan sekitar 10 juta hektare hutan setiap tahun akibat aktivitas manusia (Pristiandaru, 2023), seperti pembukaan lahan untuk pertanian, urbanisasi, dan penebangan liar. Kehilangan hutan ini tidak hanya mengakibatkan degradasi lingkungan tetapi juga berkontribusi pada kepunahan spesies flora dan fauna yang bergantung pada habitat hutan. Selain itu, masyarakat adat yang tinggal di kawasan hutan sering kali menjadi korban langsung dari hilangnya hutan, karena mereka kehilangan sumber penghidupan tradisionalnya.
Peringatan Hari Pohon Sedunia menjadi kesempatan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga pohon dan menanam pohon sebagai bagian dari solusi. Menanam pohon bukan hanya tindakan simbolis, tetapi juga langkah strategis dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Pemilihan jenis pohon yang tepat sesuai dengan kondisi ekosistem lokal sangat penting untuk memastikan keberhasilan rehabilitasi lahan dan meningkatkan keragaman hayati. Misalnya, penanaman mangrove di kawasan pesisir dapat membantu mencegah abrasi dan melindungi habitat ikan, sedangkan pohon jenis endemik dapat memperkaya keanekaragaman hayati di daerah tertentu.
Dalam konteks urbanisasi yang semakin pesat, penting untuk mengintegrasikan konsep hutan kota dalam perencanaan pembangunan. Hutan kota tidak hanya memberikan manfaat ekologi tetapi juga meningkatkan estetika dan nilai ekonomi suatu kawasan. Kota-kota di dunia seperti Singapura telah menjadi contoh keberhasilan dalam mengintegrasikan ruang hijau dengan infrastruktur modern. Program "City in a Garden" di Singapura menunjukkan bagaimana keberadaan pohon dan taman kota dapat menciptakan lingkungan yang sehat dan menarik bagi warganya. Hal ini menjadi inspirasi bagi kota-kota di Indonesia untuk lebih serius dalam mengembangkan hutan kota dan ruang hijau.
Peringatan Hari Pohon Sedunia juga seharusnya menjadi ajang untuk memperkuat komitmen pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat dalam melestarikan hutan. Program rehabilitasi hutan, seperti Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) di Indonesia, adalah contoh upaya konkret untuk memulihkan hutan yang rusak. Namun, keberhasilan program semacam ini sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat lokal, yang perlu diberikan edukasi dan pelatihan tentang pentingnya konservasi hutan. Umumnya banyak gerakan menanam pohon tanpa disertai dengan perawatannnya, sehingga banyak pohon tersebut mati. 
Selain itu, Hari Pohon Sedunia dapat menjadi momentum untuk mempromosikan penelitian dan inovasi dalam bidang kehutanan. Teknologi seperti drone dan penginderaan jauh telah digunakan untuk memantau kondisi hutan, mengidentifikasi area deforestasi, dan merencanakan penanaman kembali. Inovasi lainnya termasuk pengembangan varietas pohon yang lebih tahan terhadap perubahan iklim dan penyakit, serta teknik agroforestri yang mengintegrasikan pohon dengan pertanian untuk meningkatkan produktivitas lahan.
Di tengah tantangan global seperti krisis iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati, peringatan Hari Pohon Sedunia adalah pengingat bahwa setiap individu memiliki peran dalam menjaga bumi. Menanam pohon di halaman rumah (Rachman, 2012), mengurangi konsumsi produk kayu ilegal, atau mendukung kampanye pelestarian hutan adalah beberapa tindakan sederhana yang dapat dilakukan oleh masyarakat . Kesadaran kolektif ini harus terus ditanamkan agar kita dapat mewariskan bumi yang sehat dan hijau kepada generasi mendatang.
Sebagai penutup, Hari Pohon Sedunia bukan sekadar hari peringatan, tetapi sebuah panggilan untuk bertindak. Pohon adalah penopang kehidupan yang menghubungkan manusia dengan alam dalam simbiosis yang saling menguntungkan. Dengan menjaga pohon, kita menjaga masa depan kehidupan di bumi. Oleh karena itu, mari jadikan Hari Pohon Sedunia sebagai momentum untuk merefleksikan tindakan kita terhadap lingkungan dan mengambil langkah nyata demi keberlanjutan planet yang kita cintai.

 

Eko Sutrisno

Pegiat Desa yang tinggal di Dusun Buden Desa Plosobuden

Referensi: 
Handayani, H., Duhita, M. R., Ulinniam, U., Hetharia, C., Sianturi, B. J., Yusal, M. S., Sutrisno, E., Purbowati, R., Manik, V. T., & Octorina, P. (2020). Biologi Umum. CV WIDINA MEDIA UTAMA.
Ikhsan, Z., Ode, I., Samson, E., Mariane, I., Ashar, J. R., & Pangestuti, R. (2024). Keanekaragaman Hayati Tumbuhan. TOHAR MEDIA.
Koryati, T., Purba, D. W., Surjaningsih, D. R., Herawati, J., Sagala, D., Purba, S. R., Khairani, M., Amartani, K., Sutrisno, E., & Panggabean, N. H. (2021). Fisiologi tumbuhan. Yayasan Kita Menulis.
Mashar, M. F. (2021). Fungsi Psikologis Ruang Terbuka Hijau. Jurnal Syntax Admiration, 2(10), 1930–1943.
Pristiandaru, D. L. (2023). 7 Fakta soal Deforestasi, Hutan Hilang Setara 5,8 Miliar Lapangan Sepak Bola. https://lestari.kompas.com/read/2023/08/12/130000686/7-fakta-soal-deforestasi-hutan-hilang-setara-5-8-miliar-lapangan-sepak-bola-?page=all#:~:text=1.,persen%2C terjadi di hutan tropis.
Rachman, M. (2012). Konservasi nilai dan warisan budaya. Indonesian Journal of Conservation, 1(1).
Sariputra, J., & Jayanti, T. B. (2024). Penerapan Elemen Arsitektur Dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia Pada Ruang Publik. Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa), 6(1), 211–222.
Sutrisno, E., NNPS, R. I. N., Hutagalung, W. L. C., Iswahyudi, Sudarmin, Meilandy, P., Hasibuan, H. S., Mutia, E., Lydia, E. N., Masthura, L., & Jafar, M. I. (2023). Air Hujan, Sumber Air Bersih: Konsep, Teknik, dan Manfaat Panen Air Hujan. Yayasan Kita Menulis.

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image